15 September 2008

Mengapa Jari Tangan Kita Ada Lima

Mengapa jari tangan kita ada lima?……..Ya. Mengapa jari tangan kita ada lima. Apakah, menurut anda, ini pertanyaan yang aneh? Sebenarnya sih tidak juga, hanya saja terasa aneh karena kita jarang memperhatikan jari-jari tangan kita. Mungkin anda tidak percaya kalau saya katakan bahwa dengan memperhatikan jari tangan kita secara seksama, (wuuuiiiiihhhhhhhhh kayak teks proklamasi saja) kita akan dapat menemukan satu keajaiban atau salah satu bukti dari kebenaran ayat Al Qur’an. Ah yang bener aja, masak sih.

Nah sekarang mari kita buktikan. Anda tentu sudah hafal dengan surat At Tiin bukan? Pada ayat 4 dari surat tersebut berbunyi : Laqod kholaqnal insaana fii ahsanit taqwiim” yang menurut kita artinya adalah “Sungguh telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Bertumpu kepada ayat ini, saya berani mengambil satu kesimpulan bahwa jari kita yang lima itu menurut Allah merupakan bentuk yang paling baik untuk kita golongan manusia apabila dibandingkan dengan jari-jari makhluk Allah yang lain. Dan ternyata kelebihan atau keutamaan jari-jari kita dibandingkan dengan jari-jari makhluk Allah yang lain adalah bahwa jari-jari kita bisa digunakan untuk menghitung bilangan kuadrat (bilangan pangkat dua) dengan tepat. Kalau anda juga kepingin bisa menghitung bilangan kuadrat dengan menggunakan jari-jari tangan anda, mari kita belajar bersama-sama.

Pertama-tama buatlah simbol angka dengan menggunakan jari tangan anda, yaitu angka 1 dengan simbol: l (jari tangan menggemnggam dan hanya jari telunjuk saja yang dibuka). Kemudian berturut-turut angka 2 dengan simbol: ll, angka 3 dengan simbol: lll dan angka 4 dengan simbol: llll. Cukup sampai angka empat saja dan angka satu sampai angka empat ini kita beri nama kelompok bilangan minor. Jadi untuk angka dua simbolnya adalah jari tangan menggenggam dan hanya dua jari saja yang dibuka. Untuk lebih jelasnya, simbol angka satu adalah jari kita yang tegak hanya satu. Untuk simbol angka dua, jari kita yang tegak ada dua, begitu seterusnya sampai angka empat.

Kedua, kita membuat simbol-simbol untuk angka enam sampai dengan angka sembilan, yaitu: simbol angka 6 adalah: -llll, angka 7 adalah: -lll-, angka 8 adalah: =ll-, dan angka 9 adalah: =l=. Tanda garis mendatar menunjukkan banyaknya jari yang dilipat. Jadi cara membaca simbol angka 6 adalah lipat 1 tegak 4. Artinya jari yang dilipat ada 1 dan jari yang tegak ada 4. Berturut-turut untuk angka 7 adalah lipat 2 tegak 3, untuk angka 8 adalah lipat 3 tegak 2, dan untuk angka 9 adalah lipat 4 tegak 1. Angka 6 sampai dengan angka 9 kita namakan bilangan mayor. Untuk kelompok bilangan minor, jari yang dilipat tidak diperhitungkan, tetapi untuk kelompok bilangan mayor, jari yang dilipat tetap kita perhitungkan. Dengan demikian, meski simbol bilangan minor dan bilangan mayor itu sama, tetapi sekarang menjadi berbeda karena untuk bilangan mayor jari yang dilipat tetap kita perhitungkan. Agar nanti anda tidak mengalami kesulitan dalam menghitung bilangan kuadrat dengan menggunakan jari tangan anda, sekarang cobalah anda melakukan percobaan membuat simbol bilangan dengan jari tangan anda mulai dari angka 6 sampai dengan angka 9. Kalau anda sudah bisa dan sudah hafal cara membuat simbol bilangan dengan jari tangan anda, sekarang marilah kita mulai dengan mengaplikasikannnya. Kita coba dengan menghitung angka 9 x 9 (9 kuadrat). Untuk menghitung angka 9 x 9, maka kita menggunakan kedua jari tangan kita (tangan kiri dan tangan kanan), yaitu =l= x =l= (harap diperagakan dengan menggunakan kedua jari tangan anda. Dari sini dapat kita lihat bahwa jari yang terlipat kita jumlahkan dan itu membentuk angka puluhan, yaitu 80. Sedangkan jari yang tegak kita kalikan dan itu membentuk angka satuan, yaitu 1 x 1 = 1. Maka 9 x 9 adalah 81. Sekarang coba lakukan untuk menghitung angka 8 x 8 (8 kuadrat). Maka kedua jari tangan kita membentuk =ll- dan =ll- dan komposisi ini menunjukkan kepada kita bahwa jari yang terlipat adalah 3 + 3 = 6 dan jari tegaknya adalah 2 x 2 = 4. Dengan demikian 8 x 8 adalah 64. Dengan cara yang sama kita juga bisa menghitung angka 8 x 9, atau 8 x 7, atau 7 x 9. (Silakan mencoba dengan menggunakan kedua jari tangan anda). Misalkan kita menghitung 8 x 9, maka kedua jari kita membentuk komposisi =ll- dan =l=. dari sini sudah tampak bahwa jari yang terlipat sebanyak 7 sedang jari yang tegak kalau dikalikan menjadi 2 x 1 = 2.
Apabila anda ingin bisa menghitung bilangan kuadrat yang lebih kompleks, misalnya 129 x 128 atau 67 x 69, bila anda tidak keberatan silakan mengirim email ke : bentkerrent@gmail.com, insya Allah anda akan mendapat balasan secepatnya.

Nah itulah yang saya sebut sebagai suatu keajaiban atau kebenaran ayat Al Qur'an. Ternyata hanya dengan menggunakan kedua jari tangan kita yang masing-masing memiliki lima jari, kita dapat menghitung bilangan kuadrat bahkan bilangan kuadrat yang kompleks sekalipun. Tentu itu tidak bisa kita lakukan apabila jari kita tidak lima. Ajaib bukan? Semoga artilkel pendek ini bermanfaat bagi anda.
(Bent Kerrent, 15 September 2008)


10 September 2008

Al Qur’an Memang Amat Sangat Menakjubkan

Engkau belum mengenal Al Qur’an?
Jika belum, engkau termasuk golongannya orang-orang yang merugi di setiap hembusan nafasmu meskipun engkau telah menguasai dunia.
Engkau belum mengenal Al Qur’an?
Jika belum, engkau termasuk golongannya orang-rang yang tolol meskipun engkau telah mengaku sebagai orang yang pintar dan telah memiliki bermacam gelar.
Engkau belum mengenal Al Qur’an?
Jika belum, engkau termasuk golongannya orang-orang yang tidak waras meskipun engkau adalah orang yang cerdas.
Engkau belum mengenal Al Qur’an?
Jika belum, engkau termasuk golongannya orang-orang yang celaka meskipun engkau adalah orang yang gagah perkasa.

Wahai manusia, aku akan tunjukkan kepada engkau beberapa kabar dari Al Qur’an yang manusia tidak sanggup menyangkal kebenarannya. Salah satu diantaranya adalah yang tertera di dalam surat Ar Ra’ad ayat 2 yang berbunyi : ”Allah telah meninggikan langit tanpa sebuah tiangpun yang menyangganya, sebagaimana engkau bersama telah melihatnya”.
Semenjak aku membaca ayat ini hingga sekarang, memang tak pernah aku temui sebuah tiangpun yang menyangga langit dan langit itupun tetap kokoh tak pernah runtuh. Apakah engkau pernah menemui ada tiang yang menyangga langit?
Berita lain yang aku baca di surat At Taubah ayat 36 yang berbunyi : “Sesungguhnya hitungan bulan disisi Allah ada 12 dalam ketetapan Allah ta’ala di waktu menciptakan langit dan bumi, diantaranya 4 yang mulia”.
Nah………katanya manusia memiliki kebebasan yang sebebas-bebasnya untuk membuat sesuatu menurut kemauannya, tetapi mengapa mereka tidak mau membuat penanggalan/kalender yang jumlah bulannya tidak dua belas? Sepuluh bulan misalnya? Atau Sebelas bulankah? Atau tigabelas bulankah? Atau yang lebih banyak lagi dari itu. Semestinya bisa kan? Tetapi mengapa tidak ada yang mau membuatnya? Ini menandakan bahwa manusia itu sama sekali tidak mempunyai kekuatan dan kemampuan untuk menentang Al Qur’an, tetapi kebanyakan dari mereka tidak menyadarinya bahkan ada yang dengan sengaja tadak mau mengakui kekerdilannya. Naudzu billaahi min dzalik.

Wahai manusia, masih banyak lagi berita-berita yang tertera di dalam Al Qur’an yang kita tidak sanggup untuk menyangkal kebenarannya. Oleh karenanya, masihkah kita tidak mau mengenal Al Qur’an? Apabila engkau tidak ingin menjadi golongannya orang-orang yang selalu menderita kerugian di setiap hembusan nafasnya, apabila engkau tidak ingin menjadi golongannya orang-orang yang tersesat, apabila engkau ingin menjadi golongannya orang-orang yang berakal-sehat, dan apabila engkau ingin menjadi golongannya orang-orang yang berbahagia di dunia dan di akhirat nanti, maka kenalilah Al Qur’an. Karena hanya itulah jalan bagi orang-orang yang –dia dan seluruh anggota keluarganya- ingin selamat dari segala bencana di dunia dan di akhirat.
(Bent Kerrent, 10 September 2008)

05 September 2008

Islam Memang Amat Sangat Menakjubkan 2

Dahsyatnya Syahru Ramadhan tak tertandingi oleh Agama apapun.

Sebuah ayat yang sangat sering kita dengar di bulan ramadhan ini ialah : “Yaa ayyuhal ladziina aamanu, kutiba alaykumus siyaamu kama kutiba alal ladziina min qoblikum la’allakum tattaquun”. (QS 2 : 183)

Sering kita dengar pula sanjungan-sanjungan kepada bulan ramadhan, yakni bulan ramadhan sebagai bulan mubarok, bulan penuh berkah. Bulan ramadhan diawali dengan kasig sayang (rohmah), di tengahnya penuh dengan ampunan (magfiroh) dan diakhiri dengan pembebasan dari api neraka (itqu minan naar).
Sepertinya semua itu benar dan sangat benar adanya. Banyak orang yang tadinya tidak pernah sholat, di bulan ramadhan ini dia rajin sholat. Banyak orang yang tadinya malas datang ke Masjid, di bulan ramadhan ini dia rajin pergi ke Masjid, sehingga masjid menjadi terasa sempit. Banyak orang yang tadinya tidak ada waktu untuk membaca Al Qur’an, di bulan ramadhan ini justru setiap hari dia rajin membacanya walau sekedar selama lima menit saja. Semua itu tidak lain hanya dikarenakan adanya keberkahan dan kedahsyatan bulan yang disebut syahru ramadhan ini. Maa sya’allah………. betapa besar pengaruh bulan ramadhan terhadap perkembangan jiwa dan kesadaran kaum muslimin untuk melaksanakan ibadah.

Tetapi sebenarnya bukan itu yang membuat saya sangat kagum terhadap bulan ramadhan ini. Kekaguman saya justru tertuju kepada kebersamaan dan keserentakan umat islam dalam melaksanakan ibadah di bulan ramdhan ini. Hanya dengan seruan sebuah ayat “Yaa ayyuhal ladziina aamanu, kutiba alaykumus siyaamu kama kutiba alal ladziina min qoblikum la’allakum tattaquun” seluruh umat islam yang tersebar di segala penjuru bumi ini serentak bersama-sama melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh. Sekali lagi, hanya dengan satu seruan saja, seluruh umat islam yang tersebar di segala penjuru bumi ini serentak bersama-sama melaksanakan ibadah puasa selama sebulan penuh. Umat islam yang terdiri atas berbagai bangsa, berbagai bahasa, berbagai adat-istiadat, berbagai budaya, dan berbagai macam ragam perbedaan dapat serentak melaksanakan satu ibadah secara bersamaan selama sebulan penuh. Hal seperti ini bagi saya adalah satu peristiwa yang amat sangat luar biasa mengagumkan. Dan saya yakin, hal ini tentu tidak akan pernah terjadi pada umat agama lain. Al Islaamu ya’luu walaa yu’laa alaih. Allaahu Akbar...................... Allaahu Akbar..................Allaahu Akbar.....................Walillaahil hamd.
(Bent Kerrent, 5 September 2008/5 Ramadhan 1429H)